Tiga Hari Penyuluhan Stunting dan Gizi Buruk di 5 Desa, Ketua Komisi IV DPRD Jeneponto Tak Hadiri Undangan

    Tiga Hari Penyuluhan Stunting dan Gizi Buruk di 5 Desa, Ketua Komisi IV DPRD Jeneponto Tak Hadiri Undangan
    Sosialisasi Penyuluhan Stunting dan Gizi Buruk berlangsung selama tiga hari di 5 (lima) Desa di Kecamatan Tamalaea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan/Syamsir.

    JENEPONTO - Kapala Puskesmas (Kapus) Embo sangat menyayangkan ketidak hadiran Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Jeneponto di kegiatan Sosialisasi Penyuluhan Stunting dan Gizi Buruk yang di laksanakan selama tiga hari di 5 (lima) Desa di Kecamatan Tamalaea baru - baru ini.

    Padahal, kata Kapus Embo Murniaty bahwa jauh sebelum pelaksanaan kegiatan pihaknya sudah menyebar undangan kepada instansi terkait, termasuk Ketua Komisi IV DPRD Jeneponto, Kahar Gau yang membidangi Kesehatan dan Pendidikan.

    "Memang ia sih sangat disayangkan ketidak hadiran mereka, padahal kegiatan ini juga penting sekali karena menyangkut masalah stunting dan gizi buruk, " ungkap Murniaty kepada wartawan, Jumat (23/9/2022).

    Murniaty mengatakan, selain penyampaian undangan, ia juga memberitahukannya lewat via telephone dan Ketua Komisi IV, Kahar Gau berjanji hadir di kegiatan tersebut.

    "Saya juga telephone ji nabilang mau ji datang tapi hari Kamis pi karena ada juga kegiatannya di Makassar semua anggota Komisi IV, baik Ketua Komisi dan Wakil Ketua, " kata Murniati menirunya.

    "Sebenarnya anu bisa ji hadir hari Kamis karena kegiatannya di Makassar cuma satu hari. Kan kegiatanku ini tiga hari berturut-turut di Desa, " kata dia lagi.

    Dari pantauan Publiksulsel.com, selama tiga hari pelaksanaan Sosialisasi Penyuluhan stunting dan gizi buruk di Desa Bontojai, Desa Bontosunggu, Desa Turatea, Desa Turatea Timur dan Desa Borong Tala. Dihadiri Wakil Bupati Jeneponto, Paris Yasir. Dinas Kesehatan Jeneponto, Camat Tamalatea serta para Kepala Desa masing-masing dan Jajaran.

    Sementara, anggota DPRD Jeneponto yang merupakan perwakilan rakyat dan penampung aspirasi rakyat tak satu orang pun dari mereka yang kelihatan batang hidungnya.

    Kasus emergency stunting dan gizi buruk ini, baginya seolah-oleh tidak penting. Padahal, persoalan ini tenar diperbincangkan karena menyangkut keselamatan anak bangas kedepan.

    Bahkan, sudah ada anak yang menjadi korban jiwa di Desa Turatea Timur meninggal dunia baru-baru ini akibat menderita giz buruk.

    Olehnya itu, Pemerintah Kabupaten Jeneponto terus menggenjot dan menekan angka penurunan percepatan stunting dan gizi buruk khususnya di wilayah Kabupaten Jeneponto.

    Informasi dihimpun, kasus stunting dan gizi buruk ini dianggap tertinggi di Kabupaten Jeneponto dari sejumlah Kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.

    Penulis: Syamsir.

    jeneponto sulsel
    Muh. Andhi Syam

    Muh. Andhi Syam

    Artikel Sebelumnya

    Tahun Ini, Bupati Jeneponto Terget Pendapatan...

    Artikel Berikutnya

    Kadis Dikbud Jeneponto Terjun ke Lapangan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Hidayat Kampai: Nepo Baby, Privilege yang Jadi Tumpuan Kebijakan Publik?
    Polri Lakukan Asistensi ke Polda Jateng 
    Pemerintah Indonesia Berhasil Menaikkan Pajak dan Menurunkan Subsidi, Menteri Keuangan Terbaiknya di Mana?
    Bimbingan Teknis Penyuluhan dan Pemberdayaan Petani di Lampung, Tingkatkan Pemahaman Digital dan Pendanaan Usaha

    Ikuti Kami